Subuh, mengantarku memasuki laman-laman redup. Lampu-lampu bertahan dalam temaramnya, menyiram sekujur hunian, pintu-pintu dan jendela masih katup. Aku turun dari bus malam yang membawa dan menjaga jasadku dari tidur, bersama orang-orang asing. Beberapa kendaraan tengkurap, menantikan sesuatu yang tidur di dalamnya bangun. Seperti aku, tengah menyaksikan yang lalu lalang, beranjak, bergerak juga tengah menyiapkan keberangkatan seiring matahari. Ada yang khusyuk dalam ritual sembahyang. Mereka, mengantarku pada rindu lalu, Di sebuah surau kecil pertama aku menyeru rindu.. Cilopadang Subuh, mengantarku memasuki laman-laman redup. Lampu-lampu bertahan dalam temaramnya, menyiram sekujur hunian, pintu-pintu dan jendela masih katup. Aku turun dari bus malam yang membawa dan menjaga jasadku dari tidur, bersama orang-orang asing. Beberapa kendaraan tengkurap, menantikan sesuatu yang tidur di dalamnya bangun. Seperti aku, tengah menyaksikan yang lalu lalang, beranjak, bergerak juga tengah menyiapkan keberangkatan seiring matahari. Ada yang khusyuk dalam ritual sembahyang. Mereka, mengantarku pada rindu lalu, Di sebuah surau kecil pertama aku menyeru rindu.. Cilopadang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar